Text
Arti Keraton Yogyakarta
Bibliograi: hlm.
Sinopsis buku tentang "Arti Keraton Yogyakarta" kemungkinan besar akan membahas makna filosofis, simbolis, dan spiritual di balik arsitektur, tata letak, serta bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta sebagai cerminan ajaran Jawa tentang keharmonisan, kepemimpinan, dan hubungan manusia dengan Tuhan, serta fungsinya sebagai pusat pemerintahan, tempat tinggal raja, dan pusat kebudayaan. Buku-buku semacam ini biasanya menjelaskan bagaimana setiap elemen keraton, dari warna hingga simbol, mengandung pesan moral dan ajaran untuk menjaga kebaikan dan ketertiban.
Poin-poin Penting dalam Sinopsis:
Simbolisme Ajaran: Bangunan keraton adalah simbol pengingat agar manusia berbuat baik, taat pada aturan, dan mengagungkan Tuhan.
Fungsi Keraton: Bukan hanya tempat tinggal raja (Sultan), tetapi juga pusat pemerintahan dan kebudayaan Jawa.
Sejarah & Filosofi: Berdiri dari Perjanjian Giyanti (1755) oleh Sultan HB I, dibangun dengan filosofi kuat (misalnya, warna hijau untuk kesejahteraan, kuning emas untuk kewibawaan).
Struktur dan Makna: Setiap bangsal, halaman, dan gapura memiliki makna simbolis (misalnya, "haba" - Hamengku Buwono, lambang pelindung dan mahkota).
Secara umum, buku tentang "Arti Keraton Yogyakarta" akan mengupas bagaimana kompleks keraton adalah sebuah makrokosmos yang merefleksikan tatanan alam semesta dan kehidupan spiritual Jawa, menjadikannya lebih dari sekadar bangunan fisik.
Label: Ulasan AI-assisted diverifikasi oleh Eka Alaina, S.I.Pust. 08 Desember 2025.
Tidak tersedia versi lain