Perpustakaan STP AMPTA Yogyakarta

  • Beranda
  • Profil
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Layanan
    Jam Buka Pendaftaran Keanggotaan Jenis Layanan Peminjaman Mandiri Survey Kepuasan Pemustaka Aturan Peminjaman
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Upacara Tradisional Labuhan Kraton Yogyakarta
Penanda Bagikan

Text

Upacara Tradisional Labuhan Kraton Yogyakarta

Sri Sumarsih, B.A. - Nama Orang; sUHATNO, b.a. - Nama Orang; R.A. Maharkesti, B.A. - Nama Orang; Drs. IG. N. Arinton Pudja - Nama Orang; Soepanto - Nama Orang;

Bibliografi: hlm.

Sinopsis buku Upacara Tradisional Labuhan Kraton Yogyakarta adalah tentang ritual adat Keraton Yogyakarta yang dilakukan untuk memohon keselamatan, keberkahan, dan kelestarian bagi Sultan, Keraton, serta rakyatnya. Buku ini membahas sejarah, pelaksanaan, dan makna dari upacara ini yang telah ada sejak masa Mataram Islam, termasuk sejarah awal terkait Panembahan Senopati dan Ratu Laut Selatan, serta jenis-jenis upacara seperti Labuhan Ageng (8 tahun sekali) dan Labuhan Alit (setiap tahun).
Rangkuman isi buku
Tujuan upacara: Memohon keselamatan, keberkahan, dan kesejahteraan hidup bagi Sultan dan rakyat, serta ungkapan syukur kepada Tuhan.
Asal-usul: Dimulai sejak zaman Panembahan Senopati dan Ratu Laut Selatan, yang kemudian diwariskan secara turun-temurun.
Pelaksanaan:
Melibatkan penyerahan atau pelarungan berbagai sesaji dan ubarampe (seperti tumpeng, jajanan pasar, bunga, dan pakaian Sultan) di lokasi-lokasi penting seperti Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Kahyangan.
Meliputi prosesi kirab, ritual doa, dan pelarungan sesaji.
Makna:
Nilai spiritual dan budaya: Menguatkan identitas budaya Jawa, melestarikan adat istiadat leluhur, dan menyeimbangkan hubungan manusia dengan alam.
Nilai praktis: Mempengaruhi kepercayaan masyarakat dalam hal ekonomi (pertanian, perikanan) dan keamanan.
Jenis upacara:
Labuhan Ageng: Dilaksanakan setiap delapan tahun sekali (satu windu) di empat lokasi labuhan (Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, Dlepih Kahyangan).
Labuhan Alit: Dilakukan setahun sekali, biasanya di tiga lokasi (Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu), kecuali jika sudah ada Labuhan Ageng di tahun yang sama.

Label: Ulasan AI-assisted diverifikasi oleh Eka Alaina, S.I.Pust. 13 November 2025.


Ketersediaan
#
Perpustakaan Lantai 2 (300) SR 394.4 SRI u c.1
SR90.1660
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
SR 394.4 SRI u
Penerbit
s.l : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan., 1990
Deskripsi Fisik
xii + 139 hlm.: ill.; 16 x 23,5 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
394.4
Tipe Isi
text
Tipe Media
unmediated
Tipe Pembawa
volume
Edisi
-
Subjek
Upacara Tradisional
Upacara Resmi
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Sri Sumarsih, B.A.
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Perpustakaan STP AMPTA Yogyakarta
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Perpustakaan STP AMPTA Yogyakarta Alamat: Jl. Laksda Adisucipto No.km 6, Nologaten, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281Telp.(0274) 485115

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?